Rabu, 02 Juli 2008

Memanfaatkan SMS Untuk Pembelajaran

Jika dilihat perkembangan sehari-hari, ponsel terus berkembang baik dari segi bentuk,



teknologi, fitur danlainnya. Namun yang pasti, pemanfaatan ponsel dalam kehidupan sehari-hari tidak jauh dari SMS dantelepon yang merupakan fungsi asalnya.



Ponsel bukan merupakan barang mewah seperti di zaman saat pertama keluarnya (1990an), namun sudah seperti kacang goreng, sehingga anak sekolahan tingkat SD sudah banyak yang menggunakannya. Namun yang disayangkan, dengan semakin banyaknya siswa pengguna ponsel tetapi belum termanfaatkan untuk pembelajaran.

Dengan adanya perkembangan ponsel saat ini, ditambah dengan persaingan harga oleh beberapa operator, sebenarnya ponsel dapat digunakan untuk media pembelajaran. Hasil penelitian di Yogyakarta, siswa lebih senang membaca SMS di ponsel ketimbang membaca buku pelajaran. Dari sini dapat diambil suatu pelajaran, jika konten suatu SMS dimodifikasi, dengan isi berupa pelajaran, maka secara tidak langsung siswa akan membaca pelajarannya.

Saat ini operator seluler berlomba memberikan fasilitas SMS murah, mulai dari harga per-karakter sampai biaya SMS perbulan cuma Rp. 5000,- sesama operator. Jika fasilitas ini dapat digunakan, sebuah sekolah dapat mengirimkan SMS secara gratis kepada siswa-siswanya. Misalkan jumlah siswa 500 orang, maka dapat dikirimkan SMS berupa konten pendidikan kepada semua siswa (khususnya yang memiliki ponsel dan kartu sejenis). Dari pengalaman/keyakinan penulis, terdapat beberapa konten (isi) SMS yang dapat dikirimkan lewat SMS, diantaranya:

1) Kata-kata mutiara atau kalimat motivasi

Jika suatu sekolah mengirimkan 1 SMS di tiap pagi (katakanlah jam 05.30 WIB), maka SMS ini akan berfungsi sebagai ALARM kepada siswa (akibat/jika berbunyi). Selanjutnya, dengan membaca SMS yang mungkin berisi kata mutiara "SELAMAT PAGI, TIADA KATA SEINDAH DOA" atau "ASSALAMU ALAIKUM, TIDAK SATUPUN MAKHLUK DICIPTAKAN SIA-SIA, KAMU HARUS BERBUAT BAIK HARI INI", dan sebagainya dipastikan motivasi siswa akan bertambah.

2) Kosa kata (vocabulary)

Bahasa asing (Inggris) merupakan salah satu momok bagi sebagian besar siswa. Jika sekolah mengirimkan 1 SMS disiang hari (katakanlah jam 14.00 WIB), berisi kosa kata bahasa Inggris, maka 1 SMS (yang terdiri l.k. 160 kata) dapat dibuat 3-4 kosa kata. Misal isi 1 SM: archipellago = kepulauan; island = pulau, gulf = teluk. Tentunya isi SMS dapat disesuaikan dengan Pokok Bahasan Bahasa Inggris kelas I, II dan III. Dapat dibayangkan jika seorang siswa membaca 3 kosa kata perhari, maka sedikitnya ada 90 kosa kata sebulan. Dan tidak salah jika sekkolah (guru) mengirimkan 10 kosa kata perharinya.

3) Nasehat, Kata Hikmah, Ayat, Hadits

Mungkin, sejalan untuk meningkatkan akhlak (pendidikan nilai) mengirimkan kata-kata nasehat, ayat atuapun hadits sangat membantu mengontrol siswa. Meskipun tidak 100% menjamin, membaca suatu yang baik sedikitnya akan memberikan bekas kepada siswa, bahkan komponen sekolah.

Selain memberikan kata nasehat, SMS dapat pula berisi pelajaran yang tidak berbau matematis, semisal Biologi, Bahasa Indonesia dan lainnya.

4) Pengumuman dan Informasi

Selain konten di atas, SMS dapat pula digunakan untuk mengumumkan Hasil Ujian Siswa, Penerimaaan Siswa Baru, Informasi Alamat instansi dan individu. Jika SMS ini dipadukan dengan teknologi komputer, maka komunikasi tidak lagi searah, namun menjadi interaktif.

5) Kemungkinan Ujian Online via SMS

Tingkat lanjut SMS ini bisa digunakan untuk ujian online (kasus tertentu), hal ini tentunya mengaitkan database komputer dan jaringannya. Jika komputer digunakan untuk pengriman SMS massal (seperti Server Dealer Pulsa online) dan penggunaan keyword-keyword tertentu untuk SMS interaktif, maka pemanfaatan SMS untuk pembelajaran semakin efektif dan efisien. Cukup menempatkan 2-3 pegawai yang mahir untuk operator dan adminnya.

Terdapat kemungkinan lain penggunaan SMS untuk pembelajaran, sejalan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi itu sendiri, namun yang paling penting adalah bagaimana melihat peluang yang ada untuk kepentingan pembelajaran.

Peluang dan Tantangan

Tidak semua siswa memiliki ponsel, namun dari kondisi yang ada di lapangan, siswa tingkat SD saja telah memiliki ponsel. Jika melihat aktivitas mereka, penggunaan ponsel masih seputar chatting yang tidak jalas ujung pangkalnya. Jika sekolah melihat peluang ini, terdapat banyak inspirasi agar siswa semakain "belajar".

Suatu sekolah yang memiliki l.k. 1000 siswa jika 65% nya (sekitar 650 siswa) bisa membuat SMS pendukung pembelajaran ini, maka secara tidak langsung membantu operator selular, jika operator bisa memberikan keringanan kepada para siswa dalam memliki ponsel dan kartu perdananya, maka kerjasama "mutualisme" anatara pendidikan (sekolah) dan operator seluler akan terwujud. Bagaimana jika seandainya mayoritas sekolah di Indonesia menerapkan SMS pembelajaran ini? Mungkin kita sudah tahu jawabannya.

Penutup

Tidak semua pelajaran dapat diungkapkan lewat SMS, namun adanya peluang untuk SMS "sangat murah" dari suatu operator, dapat dimanfaatkan untuk pembelaran lewat SMS. Tidak hanya materi ajar saja, kegiatan konsultasi dan bimbingan dapat pula menggunakan SMS. Adanya keberatan guru/individu/siswa menggunakan SMS untuk diskusi, pada dasarnya diberatkan pada pulsa SMS yang mahal. Namun dengan peluang yang ada, hambatan SMS mahal ini sudah dapat diatasi. SMS sangat murah untuk semua operator belum tersedia saat ini, tapi setidaknya telah membantu komunikasi murah (seperti email) lewat SMS meskipun kontennya tidak bisa sepanjang email.

4 komentar:

  1. Ada yang jauh lebih murah dari sekadar sms. Dengan teknik micropage, konten apapun bisa masuk. File-file dikompresi sampai 80%, jadi lebih ringan diakses.

    BalasHapus
  2. Thanks,
    tapi apa semua hp bisa digunakan untuk akses file2 tersebut?
    salam

    BalasHapus
  3. menarik,
    di saat banyak sekali tulisan yang manghujat penggunaan ponsel oleh siswa di sekolah...:)

    tapi saya masih bingung,
    terolikirnya misalnya seperti apa pola pembelajaran lewat ponsel itu oleh sekolah???
    dan seberapa bisa efektifnya kah controling nya...?

    thx,
    bow

    BalasHapus
  4. Terima kasih mas atas masukannya

    Salah satunya, kita bisa mengirim kosa kata Bahasa Inggris ke siswa
    Bentuk lainnya bisa berupa telekonferensi.
    Anak didik kita di kelas bisa bertelekonferensi dengan guru
    atau kakak kelas mereka yang sudah tamat, misal di PT favorite.
    Bentuk pengajaran berbasis ponsel lainnya bisa video streaming pembelajaran
    yg dibuat guru, bisa didownload siswa dari internet

    Gampangkan?

    BalasHapus

YUSUF-ZULAIKHA & HUKUM NEWTON

Allah SWT berfirman dalam QS 12 : 26-27 قَالَ هِيَ رَاوَدَتْنِيْ عَنْ نَّفْسِيْ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْ اَهْلِهَاۚ اِنْ كَانَ قَمِيْصُهٗ قُدّ...