Sabtu, 21 Juli 2012

ADA APA DENGAN 1 RAMADHAN, 1 SYAWAL DAN 10 ZULHIJJAH?

Bismillahirrahmanirrahiiiim. Salam Wrwb.



Ada yang bertanya masalah selisih paham penetapan 1 Ramadahan/Syawal yang tiap tahun menjadi kontroversi.


Pertama (1):
Yang menjadi perbedaan penetapan 1 Ramadhan adalah karena metode yg dipakai berbeda, yakni: HISAB & RUKYAT.


Jika masing-masing pada pendidiriannya untuk menggunakan salah 1 metode, maka sampai kapanpun tidak akan ada 1 Ramadhan/Syawal yg sama dalam sebuah negara (apalalagi wilayahnya luas) spt Indonesia.


Kedua (2):
Hisab = menentukan 1 Ramadhan dengan menggunakan Perhitungan ilmu Falak/Astronomi (termasuk menggunakan software komputer). Ini digunakan setelah beberapa kurun dari zaman Nabi oleh para astronom muslim/non.


Adapun hasil Hisab itu, diperoleh dari data-data pengamatan (RUKYAT) benda langit (khususnya bulan) selama berpuluh tahun bahkan berabad-abad. Setelah perhitungan ini mapan, sebagian orang tidak melihat (Rukyat) lagi untuk penentuan 1 Ramadhan/Syawal.


Kelebihan dengan metode Hisab ini, bisa memprediksi penanggalan Qomariyah tanggal2 sebelum dan sesudah saat ini.


Kita bisa memprediksi 1 Ramadhan/Syawal dengan menggunakan software (spt di www.Cybersky.com).


Ketiga (3):
Rukyat = menentukan 1 Ramadhan dengan memperhatikan pergerakan bulan secara langsung. Hal ini tetap digunakan karena landasan Qur'an dan Hadits Nabi yang menganjurkan melihat bulan. Bahkan jika bulan tertutup awan, Nabi menyuruh untuk menggenapkan perhitungan bulan.


Berdasarkan sains dan teknologi, telah didapati kesimpulan bahwa, untuk melihat Sabit bulan, ketinggian bulan harus berada sedikitnya 2 derajat di atas cakrawala barat saat matahari tenggelam.


Jadi, meskipun menurut perhitungan, bulan sudah masuk tanggal 1, namun masih dibawah 2 derajat, tidak disimpulkan sebagai tanggal 1 bulan Qomariah. Inilah pandangan dari pengguna metode RUKYAT.


MENGAPA BISA TERJADI PERBEDAAN?
Hal ini terjadi karena masing-masing berpendapat metodenyalah yang paling benar, bahkan lebih parah lagi  ada yang masih memakai rujukan2 dari guru2 terdahulunya, meskipun rujukan 2 tersebut sudah berumur ratusan tahun. Akibatnya ada yg berpuasa di H-3 sampai H+2 dari ketetapan pemerintah.


SOLUSINYA?
Ada baiknya anjuran untuk segera mensosialisasikan Mecca Mean Time di seluruh dunia, agar umat Islam bahkan seluruh manusia menggunakan patokan waktu ini. Jika ini tercapai, mungkin perbedaan2 bisa diminimalisir. Berikut sebagai tambahan berupa pertanyaan untuk membuka wawasan khususnya tentang kalender & jam Hijiyah.

=============================

# TAMBAHAN #


Tambahan (1):
Umat Islam menggunakan Bulan dalam perhitungan kalendernya (Qomariyah). Tidak hanya Muslim, Orang Tionghoa (China Daratan) dan banyak suku/bangsa lainnya juga menggunakan Bulan sebagai metode penanggalan.


Namun, dalam Islam... Mengamati benda langit dinilai ibadah, tidak seperti lainnya. Hal ini karena pengamatan astronomis tsb sangat berkaitan erat dengan peribadatan umat Islam.


Al Qur'an sendiri telah menjelaskannya secara gamblang, bahwa Bulan & Matahari digunakan sabagai alat bantu untuk penentuan waktu-waktu ibadah. (Silakan cek Surat & ayatnya !)


Tambahan (2):
Dalam kalender Hijriah, Perlu diingat, perhitungan Hari dimulai dari Maghrib (saat matahari tenggelam/sudah dibawah ufuk barat) sampai Maghrib berikutnya. Jadi, 1 hari 1 malam adalah dari maghrib ke maghrib berikutnya.


Mungkin banyak yg tahu anjuran Nabi untuk baca Surat Yaasiiiin di "awal hari", untuk ini sekali lagi menunjukkan baca Yaasiinnya habis sholat maghrib, bukan setelah subuh.


Tambahan (3):
Bulan mengelilingi Bumi dalam tempo 1 BULAN, dan berotasi pada sumbunya juga 1 BULAN, atau kala Rotasi Bulan = kala Revolusinya. Ini yang menyebabkan wajah bulan hanya sebelah saja yang kelihatan (spt yg kita lihat).



PERTANYAAN2 :


# Pertanyaan 1:
Apakah pantas, dalam 1 hari (misal Jum'at) ada lebih dari 1 tanggal Qomariah?


# Pertanyaan 2:
Jika tidak pantas, dimana yang harus diluruskan? Dimana letak kesalahannya?


# Pertanyaan 3:
Tahukah Anda, seluruh dunia sepakat jam 00:00 berada di London (Greenwich), anehnya semua umat Islam (termasuk Indonesia) tidak ada yang komplen dengan hal ini.
Dimanakah jam 00:00 waktu Hijriah itu?


# Pertanyaan 4:
Kenyataan belum ada kesepakatan umat Islam untuk menggunakan Mecca Mean Time yg sudah lama digagas (untuk jam 00:00) umat Islam serta tanggal 1 Global. Padahal sudah terbukti secara Qur'an, hadits, serta secara ilmiah dan teknologi bahwa Mecca merupakan pusat bumi, dan pantas sebagai acuan waktu Universal.
Apa kiranya yg menjadi penyebab?


# Pertanyaan 5:
Stamford (Turunan Yahudi) dan koleganya menjadikan Day Line (tahun 1919) pada posisi 180 derajat bujur Bumi (bertolak belakang dengan GMT 00:00 - Greenwich), letaknya melalui kepulauan Solomon / Samudera Fasifik.
Dari sinilah awal hari dunia dimulai, sehingga Indonesia menjadi lebih dahulu (+ 4 jam) ketimbang Mecca, sebaliknya jika Mecca Mean Time menjadi acuan (00:00 Global), maka Indonesia akan tertinggal -20 jam.


Tahukah anda apa efek dari dibuatnya Garis Day Line di Samudra Pasifik itu terhadap ibadah umat Islam? Mari kita diskusikan...


Wassalam,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

YUSUF-ZULAIKHA & HUKUM NEWTON

Allah SWT berfirman dalam QS 12 : 26-27 قَالَ هِيَ رَاوَدَتْنِيْ عَنْ نَّفْسِيْ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْ اَهْلِهَاۚ اِنْ كَانَ قَمِيْصُهٗ قُدّ...