Sabtu, 19 November 2011

Hikmah Dilarangnya Money Game (Riba)

Belakangan ini banyak sekali investasi bodong yang berkeliaran di internet. Sebagian teman meminta saya memberikan analisis terhadap apa yg menjadi trend investasi bodong ini. Untuk itu saya tuliskan secara sederhana, berbentuk dialog.

Sebenarnya, orang yang  pertama mengembangkan investasi bodong (money game) seperti ini adalah Ponzi (berkebangsaan Italia) dan merantau ke Amerika Serikat (di awal abad ke-20). Berikut ini skema Ponzi yang telah dilarang di Amerika Serikat.





Jika Seorang (katakanlah petani A) dengan modal investasi Rp 10 juta, dan Return of Investment (ROI) nya = 3 % perhari dipastikan di depan, selama 100 hari kerja (5 hari dalam sepekan). Maka Petani A akan memperoleh 3% x Rp. 10 jt = Rp. 300.000 perhari, dan uangnya dapat diambil perhari atau lebih.

Seminggu kemudian Teman Petani A kebetulan pembuat Tempe, bapak B datang ke tempat pak Tani A. Terjadi dialog spt berikut:

B : Kok gak pergi ke sawah?
A : Gak lg, sy sudah jarang ke sawah, sy investasi Rp. 10 jt aja, duduk2 dapat hasil

B : Maksudnya bgm?
A : Penghasilanku 300rb/hari kerja, seminggu Rp. 1,5 jt, jd sebulan Rp. 6 jt

B : Wah enakya, selama berapa hari dibayar?
A : Selama 100 hari kerja. Boleh nyambung lagi, bahkan bisa ambil lebih 1 paket

B : Aku ikutanlah, besok spd motorku ku gadaikan aja
A : Aku sudah dapat Rp 1,5 jt nih, ini buktinya masuk ke rekening
Kalo ajak teman dapat lagi 10% dari investasinya, asyikkan?

Hari demi hari, si A dan si B mulai mengajak teman2 nya (biasanya kalangan yg sama dulu, Petani & Tempe). Hampir semua kalangan mereka masuk dan menampakkan hasil.

Tak lama 6 bulan kemudian, ibu C pergi ke pasar mau beli beras dan tempe, tp tak satupun pedagang (Tempe & Beras) dijumpainya. Dia bertanya pada pedagang sayuran di sebelah, bapak D.

C : Kok gak ada yg jual tempe
D : Iya bu, mereka sdh "sukses" skrg.
Paguyuban Tukang Tempe se-kecamatan ini sudah tdk produksi tempe.
Mereka sering di kafe-kafe kumpulnya, dengan mobil barunya.

C : Yg jual beras?
D : sama juga bu, paguyuban penjual beras jg sama,
sy juga sudah mulai bosan jual sayuran. Sy mulai berpenghasilan Rp 300rb/hr

Dari cerita di atas, dapat diprediksi orang tidak akan mau lagi susah payah dan bekerja. Akhirnya terjadilah Chaos (kekacauan), beli tempe susah, beli beras susah, beli sayur susah, dan yg pasti harganya meroket.

Nah, jk barang sulit di dapat, harga meroket, apa gunanya penghasilan 300rb/hari, kalo beras 1 kg = Rp. 20.000, 1 potong tempe = Rp. 5000, 1 ikat Bayam = Rp. 10.000 ? Mungkin 1 kg ikan = Rp. 75.000, gula 1 kg = Rp. 50.000.
Wuihhhhh !

Dengan kata lain, kestabilan ekonomi dan keuangan ditentukan dari adanya pertukaran barang dan jasa, saling mutualisme (membutuhkan & untung).

ANALISIS LANJUTAN


Dengan sistem yg dipastikan didepan hasilnya, maka dapat dipastikan pula dari mana datang dananya?
# DARI MEMBER YANG BELAKANGAN MASUK
# DARI MEMBER YANG INGIN MENGULANGI INVESTASINYA

DARI PERBANDINGAN 1 MENJADI 3 KALI LIPAT (300% dalam 100 hari), maka dibutuhkan 3 orang nasabah/investor baru untuk membayar 1 org Investor lama tiap 100 hari.

Mari kita lihat Matrix 3 ^ n (baca: 3 pangkat n):

Nasabah Generasi 0 = 1 org
Nasabah Generasi 1 = 3
Nasabah Generasi 2 = 9
Nasabah Generasi 3 = 27
Nasabah Generasi 4 = 81
...
Nasabah Generasi 10 = 59,049 org
Nasabah Generasi 15 = 14,348,907 org wow ...
Nasabah Generasi 20 = 3,486,784,401 (3,4 Miyar org) ???

Dalam sebuah Hadits disebutkan, "orang yang memakan RIBA sama dengan BERZINA dengan Ibu kandungnya sendiri".

Lho, sebegitunya?
Terbayang gak, seorang ibu punya anak, dia panggil nak...
Hasil perzinahanan anak tsb dgn ibunya, lahir anak lg.
Si ibu memanggil anaknya/cucunya dengan nak lg
Si anak yg juga sekaligus "si Ayah" memanggil anaknya apa?
Si anak yg jug sekalian ayah, memanggil apa ibunya?

Wuoiiih... Kacau!!
Induknya 1, anaknya menjadi anak beranak. Mirip dengan rentenir dan jg kartu kredit yg tidak dibayar lunas bulanannya (bayar 10% dari sisa tagihan). Maka jelaslah hikmah diharamkannya Riba (bunga berbunga), induknya tidak habis malah bunganya berbunga lagi.
Namun harus dibedakan dengan Hasil Investasi (saham) yg benar dimana hasil yg diterima berdasarkan SHU (sisa hasil usaha). Jika % SHU nya tidak diambil, diinvestasikan lagi sebagai modal sesuai aturan yang berlaku.

Dalam Matematika ini dapat pelajari pada bagian limit sebagai differensial.
Semoga bermanfaat,
Semoga tercerahkan, wallahu A'lam...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

YUSUF-ZULAIKHA & HUKUM NEWTON

Allah SWT berfirman dalam QS 12 : 26-27 قَالَ هِيَ رَاوَدَتْنِيْ عَنْ نَّفْسِيْ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْ اَهْلِهَاۚ اِنْ كَانَ قَمِيْصُهٗ قُدّ...