Selasa, 28 April 2009

Akal dan Kapasitasnya

Kali ini tulisan saya kutip dari Prof. Dr Achmad mubarok MA, sebagian orang telah mengenalnya. Terkait dengan Qur'an dan Tafsirnya, beliau menuangkan Akal dan Kapasitasnya dengan latar belakang Islami.



++++++++++++++++++

Kata akal dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab (al-'aql) yang mengandung arti mengikat atau menahan, tapi secara umum akal dipahami sebagian potensi yang isiapkan untuk menerima ilmu pengetahuan. Dalam psikologi modern akal dipahami sebagai kecakapan memecahkan masalah (problem solving capacity).


Berbeda dengan kalimat al-qalb, dalam al-Qur’an kalimat al-aql tidak pernah disebut dalam bentuk kata benda, tetapi selalu dalam bentuk kata kerja, baik kata kerja fi'madli maupun fi'lmudlari' . Dalam al-Qur'an, kalimat 'aql disebut dalam 49 ayat sebagai contoh, penyebutan al-'aql dalam al-Qur'an adalah seperti yang ada pada surat al-Baqarah/2 : 75. Kemudian mereka palsukan setelah mereka pahami, dan mereka sebenarnya tahu (Q., s. al-Baqarah/ 2 :75).


Apakah mereka tidak melakukan perjalanan di permukaan bumi dan mereka mempunyai kalbu memahami, atau telinga untuk mendengar: sesungguhnya bukanlah mata yang buta tetapi kalbu di dalam adalah yang buta (Q., s. al-Hajj / 22:42).


Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya bagimu, mudah-mudahan kamu mengerti (Q., s. al-Baqarah / 2:242).


Menurut Lisan al-Arab, al-aql juga berarti menahan, sehingga yang di maksud dengan orang berakal adalah orang yang menahan diri dan mengekang hawa nafsu. Al-Qur’an juga menyebut orang berakal dengan beberapa istilah, seperti (uli-al-nuha) yang berarti orang yang memiliki pencegah atau akal yang mencegah dari keburukan, (ulu al-ilm), orang yang berilmu, (ulu al-albad) orang yang mempunyai saripati akal, (ulu al-abshar), orang yang mempunyai pandangan tajam, dan (dzi hijr), orang yang mempunyi daya tahan.


Dari 49 ayat yang menyebut al-'aql kata ‘aql mengandung pengertian mengerti, memahami dan berpikir. Tetapi pengertian berpikir juga diungkap al-Qur'an dengan kata yang lain, seperti nazhara yang artinya melihat secara abstrak seperti tercantum pada surat-surat (Q., s. Qaf / 50:6-7, Q., s. al-Thariq / 86:5-7, Q., s. al-Ghasyyiah / 88:17-20), tadabara yang artinya merenungkan seperti terdapat dalam surat (Q., s. Shad / 38:29, Q., s. Muhammad / 47:24), tafakara yang artinya berpikir seperti yang ada dalam surat (Q., s. al-Nahl / 16:68-69, Q., s. al-Jatsyiah / 45:12-13), faqih-tafaqqaha yang artinya mengerti Q., s. al-Isra' / 17:44, Q., s. al-Nahl 16:97-98, Q., s. al-Tawbah / 9:12, tadzakkara yang artinya mengikat, memperoleh pengertian, mendapatkan pelajaran, memperhatikan dan mempelajari terdapat pada surat (Q., s. al-Nahl / 16:17 Q., al-Zumar / 39:9, Q., s. al-Dzariyat / 51:47-49), dan kalimat fahima yang artinya memahami, terdapat pada surat (Q., s. al-Anbiya / 21:78-79).


Meskipun banyak istilah dalam al-Qur'an yang berhubungan dengan aktivitas akal, tetapi kata ‘aqala mengandung arti yang pasti, yaitu mengerti, memahami dan berpikir. Hanya saja al-Qur'an tidak menjelaskan bagaimana proses berpikir seperti yang dibahas dalam psikologi, tidak juga membedakan di mana letak daya berpikir dan di mana letak alat berpikir seperti yang dibicarakan oleh filsafat tidak juga menyebut pusat kegiatan berpikir itu di dada atau di kepala, tapi menyebut bahwa qalb yang di dada juga berpikir seperti akal. Hal itu disebutkan antara lain dalam surat al-A'raf / 7:179, dan diisyaratkan dalam surat al-Tawbah / 9:93 dan surat Muhammad / 47:24. Jadi menurut al-Qur'an, aktivitas berpikir atau merasa, bukan hanya menggunakan akal atau hati saja, tetapi kesemuanya akal, nafs, qalb dan bashirah, yang bekerja dalam sistem nafs. Hanya saja al-Qur'an tidak membicarakan teknis kerja sistem nafs secara rinci.


Sementara itu psikologi membahas teknis kerja sistem jiwa dengan kajian yang sudah sangat rinci. Tentang otak misalnya, psikologi membahas anatomi otak sebagai alat berpikir dengan sangat rinci, lengkap dengan pembagian kerjanya. Otak kiri misalnya berkerja untuk hal-hal yang bersifat logis, seperti berbicara, bahasa, hitungan matematika, menulis dan ilmu pengetahuan, sementara otak kanan berkerja untuk hal-hal yang bersifat emosi, seperti seni, apresiasi, intuisi dan fantasi.


+++++++++++++++++


Quote: "jangan engkau memandang bintang di langit, pasir di pantai engkau lupakan". [Ona Sutra]

MODEL BELAJAR

Ketika lihat-lihat di milist Rumah Ilmu, ternyata terdapat postingan yang sangat menarik dari Hendry Risjawan (Trainers Club Indonesia) yg dimuat dalam milist rumah ilmu untuk pemerhati pendidikan. Mungkin bisa bermanfaat bagi kita, jadi langsung saya kutip.


++++++++++++++++++++++++


Uraian berikut ini adalah untuk menjawab pertanyaan, bagaimana siswa belajar? Dengan memahami uraian ini, guru (kita) bisa menyesuaikan pelaksanaan pembelajaran dengan kondisi siswa. Bukankah pemberian harus diselaraskan dengan mereka yang akan menerima pemberian sehingga dapat bermanfaat secara optimal, dan tidak sebaliknya.


Model-model belajar yang dimaksud pada judul di atas adalah berbagai cara-gaya belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran, baik di kelas ataupun dalam kehidupannya sehari-hari antar sesama temannya atau orang yang lebih tua. Dengan memahami model-model belajar ini, diharapkan para guru (kita semua) dapat membelajarkan siswa secara efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.


Ada berbagai model belajar yang akan dibahas, yaitu:


1. Peta Pikiran


Buzan (1993) mengemukakan bahwa otak manusia bekerja mengolah informasi melalui mengamati,membaca, atau mendengar tentang sesuatu hal berbentuk hubungan fungsional antar bagian (konsep, kata kunci), tidak parsial terpisah satu sama lain dan tidak pula dalam bentuk narasi kalimat lengkap.


Sebagai contoh, kalau dalam pikiran kita ada kata (konsep) Bajuri, maka akan terkait dengan kata lain secara fungsional, seperti gemuk, supir bajay, kocak, sederhana, atau ke tokoh lain Oneng, Ema, Ucup, Hindun, dan lain-lain dengan masing-masing karakternya.


Demikian pula kata dalam pikiran kita terlintas FKIP Universitas Langlangbuana Bandung akan terkait alamatnya, pejabatnya, dosen-dosen dan staf administrasi, dan besar penghargaan untuk perkuliahan per-sks. Silakan anda mencoba menuliskan / menggambarkan peta pikiran tentang Bajuri dan FKIP Unla di atas. Kalau dibuat narasinya akan ada perbedaan redaksi, meskipun dengan makna yang tidak berbeda.


Dalam bidang studi keahlian anda, misalnya ambil satu materi dalam pelajaran Matematika, Akuntansi, Agama, atau yang lainnya. Silakan buat (tulis-gambar) peta pikiran yang terlintas kemudian narasikan secara lisan. Tulisan atau gambar peta pikiran tersebut dinamakan dengan peta konsep (concept map).


Selanjutnya Buzan mengemukakan bahwa cara belajar siswa yang alami (natural) adalah sesuai dengan cara kerja otak seperti di atas berupa pikiran. Yang produknya berupa peta konsep. Dengan demikianbelajar akan efektif dengan cara membuat catatan kreatif yang merupakan peta konsep, sehingga setiap konsep utama yang dipelajari semuanya teridentifikasi tidak ada yang terlewat dan kaitan fungsionalnya jelas, kemudian dinarasikan dengan gaya bahasa masing-masing. Dengan demikian konsep mendapat retensi yang kuat dalam pikiran, mudah diingat dan dikembangkan pada konsep lainnya. Belajar dengan menghafalkan kalimat lengkap tidak akan efektif, di samping bahasa yang digunakan menggunakan gaya bahasa penulis. Mengingat hal itu, sajian guru dalam pembelajaran harus pula dikondisikan berupa sajian peta konsep, guru membumbuinya dengan narasi yang kreatif.


Selanjutnya, Buzan mengemukakan bahwa kemampuan otak manusia dapat memproses informasi berupa bahasa sebanyak 600 – 800 kata permenit. Dengan kemampuan otak seperti itu dibandingkan dengan kemampuan komputer sangat tinggi. Jika benar-benar dimanfaatkan secara optimal, setiap kesempatan dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran diri dalam segala hal. Hanya sayang banyak orang yang mengabaikannya atau digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat untuk peningkatan kualitas diri, misalnya berangan-angan, menonton, mengobrol atau bercanda tanpa makna. Bagaimana dengan anda?


2. Kecerdasan Ganda


Goldman (2005) mengemukakan bahwa struktur otak, sebagai instrumen kecerdasan, terbagi dua menjadikecerdasan intelektual pada otak kiri dan kecerdasan emosional pada otak kanan. Kecerdasan intelektual mengalir-bergerak (flow) antara kebosanan bila tuntutan pemikiran rendah dan kecemasan bila terjadi tuntutan banyak. Bila terjadi kebosanan otak akan mengisinya dengan aktivitas lain, jika positif akan mengembangkan penalaran akan tetapi jika diisi dengan aktivitas negatif, misal kenakalan atau lamunan, inilah yang disebut dengan sia-sia atau mubadzir (at tubadziru minasy-syaithon).


Sebaliknya jika tuntutan kerja otak tinggi akan terjadi kecemasan-kelelahan . Kondisi ini akan bisa dinetralisir dengan relaksasi melalui penciptaan suasana kondusif, misalnya keramahan, kelembutan, senyum-tertawa, suasana nyaman dan menyenangkan, atau meditasi keheningan dengan prinsip kepasrahan kepada sang Pencipta. Dengan demikian aktivitas otak kiri semestinya dibarengi dengan aktivitas otak kanan.


Sel syaraf pada otak kiri berfungsi sebagai alat kecerdasan yang sifatnya logis, sekuensial, linier, rasional, teratur, verbal, realitas, ide, abstrak, dan simbolik. Sedangkan sela syaraf otak kanan berkaitan dengan kecerdasan yang sifatnya acak, intuitif, holistic, emosional, kesadaran diri, spasial, musik, dan kreativitas. Penting untuk diketahui bahwa kecerdasan intelektual berkontribusi untuk sukses individu sebesar 20% sedangkan kecerdasan emosional sebesar 40%, siswanya sebanyak 40% dipengaruhi oleh hal lainnya.


Ary Ginanjar (2002) dan Jalaluddin Rahmat (2006) mengemukakan kecerdasan ketiga, yaitu Kecerdasan Spiritual (nurani-keyakinan) atau kecerdasan fitrah yang berkenaan dengan nilai-nilai kehidupan beragama. Sebagai orang beragama, kita semestinya berkeyakinan tinggi terhadap kecerdasan ini, bukankah ada ikhtiar dan ada pula taqdir, ada do’a sebagai permintaan dan harapan, dan ibadah lainnya. Bukankan ketentraman individu karena keyakinan beragama ini.


Gardner (1983) mengemukakan tentang kecerdasan ganda yang sifatnya mulkti dengan akronim Slim n Bill, yaitu Spacial-visual , Linguistic-verbal, Interpersonal- communication, Musical-rithmic, natural, Body-kinestic, Intrapersonal- reflective, Logic-thinking- reasoning.


3. Metakognitif


Secara harfiah, metakognitif bisa diterjemahkan secara bebas sebagai kesadaran berfikir, berpikir tentang apa yang dipikirkan dan bagaimana proses berpikirnya, yaitu aktivitas individu untuk memikirkan kembali apa yang telah terpikir serta berpikir dampak sebagai akibat dari buah pikiran terdahulu. Sharples & Mathew (1998) mengemukakan pendapat bahwa metakognitrif dapat dimanfaatkan untuk menerapkan pola pikir pada situasi lain yang dihadapi.


Kemampuan metakognitif setiap individu akan berlainan, tergantung dari variabel metakognitif, yaitukondisi individu, kompleksitas, pengetahuan, pengalaman, manfaat, dan strategi berpikir. Holler, dkk. (2002) mengemukakan bahwa aktivitas metakognitif tergantung pada kesadaran individu, monitoring, dan regulasi.



Komponen meta kognitif menurut Sharples & Mathewada 7, yaitu: refleksi kognitif, strategi, prediksi, koneksi, pertanyaan, bantuan, dan aplikasi.
Sedangkan Holler berpendapat tentang komponen metakognitif, yaitu: kesadaran, monitoring, dan regulasi.

Metakognitif bisa digolongkan pada kemampuan kognitif tinggi karena memuat unsure analisis, sintesis, dan evaluasi sebagai cikal bakal tumbuhkembangnya kemampuan inkuiri dan kreativitas. Oleh karena itu pelaksanaan pembelajaran semestinya membiasakan siswa untuk melatih kemampuan metakognitif ini, tidak hanya berpikir sepintas dengan makna yang dangkal.


4. Komunikasi


Siswa dalam belajar tidak akan lepas dari komunikasi antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru. Kemampuan komunikasi setiap individu akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang bersangkutan dan membentuk kepribadiannya, ada individu yang memiliki pribadi positif dan ada pula yang berkpribadian negatif.


Perhatikan hasil penelitian Jack Canfield (1992), untuk kita simak dan renungkan, bahwa seorang anak ayang masih polos-natural, setiap hari biasa menerima 460 komentar negatif dan 75 komentar positif dari orang yang lebih tua dalam kehidupannya. Akibatnya sungguh mengejutkan, anak yang pada awalnya secara alami penuh keyakinan, keberanian, suka tantangan, ingin mencoba, ingin tahu dengan pengaruh komunikasi negatif yang lebih dominan dari orang sekelilingnya, ternyata lama kelamaan keyakinannya terguncang dan rasa percaya dirinya menurun, sehingga dia tumbuh menjadi penakut, pemalu, ragu-ragu, menghindar, membiarkan, dan cemas. Dampak selanjutnya pada waktu bersekolah, belajar menjadi beban dan rasa percaya dirinya berkurang. Makin lama ia makin dewasa, pribadinya berpola negatif, seperti pesimis, mudah menyerah, dikendalikan keadaan , prasangka, pembenaran, menimpakan kesalahan, dan sibuk dengan alasan.


Berbeda dengan individu yang memiliki pribadi positif, yaitu optimis, mengendalikan keadaan, ada kebebasan memilih, punya alternative, partisipatidf, dan mau memperbaiki diri.


Sebagai guru, tentunya akan berhadapan dengan siswa yang berkepribadian negative seperti di atas dan tentunya tidak untuk dibiarkan karena profesi guru adalah amanat. Bagaimanakah menghadapi siswa dengan pola pribadi seperti iru? Caranya antara lain dengan cara tidak memvonis, katakan “saya ….” bukan katanya, jangan sungkan untuk apologi jika kesalahan,tumbuhkan citra positif, bersikap mengajak dan bukan memerintah, dan jaga komunikasi non verbal (eksprsi wajah, nada suara, gerak tubuh, dan sosok panutan). Mengapa demikian? Karena cara berkomunikasi akan langsung berkenaan dengan akal dan rasa, yang selanjutnya mempengaruhi poses pembelajaran.


5. Kebermaknaan Belajar


Dalam belajar apapun, belajar efektif (sesuai tujuan) semestinya bermakna. Agar bermakna, belajar tidak cukup dengan hanya mendengar dan melihat tetapiharus dengan melakukan aktivitas (membaca, bertanya, menjawab, berkomentar, mengerjakan, mengkomunikasikan, presentasi, diskusi).


Dalam bahasa Sunda ada pepatah “pok-pek-prak” yang berarti bahwa belajar mempunya indikator berkata-pok (bertanya-menjawab - diskusi, presentasi). Mencoba-pek (menyelidiki, meng-identifikasi, menduga, menyimpulkan, menemukan), dan melaksanakan - prak (mengaplikasikan, menggunakan, memanfaatkan, mengembangkan).


Tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantoro (1908)mengemukakan tiga prinsip pembelajaran ing ngarso sung tulodo (jadi pemimpin-guru jadilah teladan bagi siswanya), ing madyo mangun karso (dalam pembelajaran membangun ide siswa dengan aktivitas sehingga kompetensi siswa terbentuk), tut wuri handayani (jadilah fasilitator kegiatan siswa dalam mengembangkan life skill sehingga mereka menjadi pribadi mandiri). Dengan perkataan lain, pembelajaran adalah solusi tepat untuk pelaksanaan kurikulum 2006, dan bukan dengan kegiatan mengajar.


Selanjutnya, Vernon A Madnesen (1983) san Peter Sheal (1989) mengemukakan bahwa kebermaknaan belajar tergantung bagaimana cara belajar. Jika belajar hanya dengan membaca kebermaknaan bisa mencapai 10%, dari mendengar 20%, dari melihat 30%, mendengar dan melihat 50%, mengatakan-komunika si mencapai 70 %, dan belajar denganmelakukan dan mengkomunikasikan bisa mencapai 90%.


Dari uraian di atas implikasi terhadap pembelajaran adalah bahwa kegiatan pembelajaran identik dengan aktivitas siswa secara optimal, tidak cukup dengan mendengar dan melihat, tapi harus dengan hands-on, minds-on, konstruksivis, dan daily life (kontekstual).


6. Konstruksivisme


Dalam paradigma pembelajaran, guru menyajikan persoalan dan mendorong (encourage) siswa untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, berhipotesis, berkonjektur, menggeneralisasi, dan inkuiri dengan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan persoalan yang disajikan. Sehingga jenis komunikasi yang dilakukan antara guru-siswa tidak lagi bersifat transmisi sehingga menimbulkan imposisi (pembebanan), melainkan lebih bersifat negosiasi sehingga tumbuh suasana fasilitasi. Dalam kondisi tersebut suasana menjadi kondusif (tut wuri handayani) sehingga dalam belajar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya dengan pemaknaan yang lebih baik. Siswa membangun sendiri konsep atau struktur materi yang dipelajarinya, tidak melalui pemberitahuan oleh guru. Siswa tidak lagi menerima paket-paket konsep atau aturan yang telah dikemas oleh guru, melainkan siswa sendiri yang mengemasnya. Mungkin saja kemasannya tidak akurat, siswa yang satu dengan siswa lainnya berbeda, atau mungkin terjadi eksalahan, di sinilah tugas guru memberikan bantuan dan arahan (scalfolding) sebagai fasilitator dan pembimbing. Keslahan siswa merupakan bagian dari belajar, jadi harus dihargai karena hal itu cirinya ia sedang belajar, ikut partisipasi dan tidak menghindar dari aktivitas pembelajaran.


Hal inilah yang disebut dengan konstruksivisme dalam pembelajaran, dan memang pembelajaran pada hakikatnya adalah konstruksivisme, karena pembelajaran adalah aktivitas siswa yang sifatnya proaktif dan reaktif dalam membangun pengetahuan. Agar konstruksicvisme dapat terlaksana secara optimal,Confrey (1990) menyarankan konstruksivisme secara utuh (powerfull constructivism), yaitu: konsistensi internal, keterpaduan, kekonvergenan, refeleksi-eksplanasi, kontinuitas historical, simbolisasi, koherensi, tindak lanjut, justifikasi, dan sintaks (SOP).


7. Prinsip Belajar Aktif


Ada dua jenis belajar, yaitu belajar secara aktif dansecara reaktif (pasif). Belajar secara aktif indikatornya adalah belajar pada setiap situasi, menggunakan kesempatan untuk meraih manfaat, berupaya terlaksana, dan partisipatif dalam setiap kegiatan. Sedangakan belajar reaktif indikatornya adalah tidak dapat melihat adanya kesempatan belajar, mengabaikan kesempatan, membiarkan segalanya terjadi, menghindar dari kegiatan.


Dari indikator belajar aktif, sesuai dengan pengertian kegiatan pembelajaran di atas, maka prinsip belajar yang harus diterapkan adalah siswa harus sebagai subjek, belajar dengan melakukan-mengkomun ikasikan sehingga kecerdasan emosionalnya dapat berkembang, seperti kemampuan sosialisasi, empati dan pengendalian diri. Hal ini bisa terlatih melalui kerja individual-kelompok ,diskusi, presentasi, tanya-jawab, sehingga terpuku rasa tanggung jawab dan disiplin diri.


Prinsip belajar yang dikemukan oleh Treffers (1991) adalah memiliki indikator mechanistic (latihan, mengerjakan) , structuralistic (terstrutur, sitematik, aksionmatik) , empiristic (pngelaman induktif-deduktif) , dan realistic-human activity (aktivitas kehidupan nyata). Prisip tersebut akan terwujud dengan melaksanakan pembelajaran dengan memperhatikan keterlibatan intelektual- emosional, kontekstual- trealistik, konstruksivis- inkuiri, melakukan-mengkomun ikasikan, dan inklusif life skill.


++++++++++++++++++++++++


Quote: "Seandainya tidak ada Cita-cita, niscaya petani takkan menanam padinya". [Pepatah Arab]

Rabu, 22 April 2009

Makkah Sebagai Pusat Bumi?

Assalamualaikum Wr Wb



Mungkin tulisan kali ini agak berbeda dari sebelumnya, setelah penat dengan masalah2 pendidikan, kini saya kutip tulisan terkait dengan Ka'bah, pusat Kibalat Umat Islam se-Dunia

Makkah—juga disebut Bakkah—tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu terbukti sebagai tempat yang pertama diciptakan. Telah menjadi kenyataan ilmiah bahwa bola bumi ini pada mulanya tenggelam di dalam air (samudera yang sangat luas).


Kemudian gunung api di dasar samudera ini meletus dengan keras dan mengirimkan lava dan magma dalam jumlah besar yang membentuk ‘bukit’.Dan bukit ini adalah tempat Allah memerintahkan untuk menjadikannya lantai dari Ka’bah (kiblat).


Batu basal Makkah dibuktikan oleh suatu studi ilmiah sebagai batu paling purba di bumi. Jika demikian, ini berarti bahwa Allah terus-menerus memperluas dataran dari tempat ini. Jadi, ini adalah tempat yang paling tua di dunia.


Adakah hadits yang nabawi yang menunjukkan fakta yang mengejutkan ini? Jawaban adalah ya.


Nabi bersabda, ‘Ka’bah itu adalah sesistim tanah di atas air, dari tempat itu bumi ini diperluas.’ Dan ini didukung oleh fakta tersebut.


Menjadi tempat yang pertama diciptakan itu menambah sisi spiritual tempat tersebut. Juga, yang mengatakan nabi yang tempat di dalam dahulu kala dari waktu menyelam di dalam air dan siapa yang mengatakan kepada dia bahwa Ka’bah adalah pemenang pertama yang untuk dibangun atas potongan dari ini tempat seperti yang didukung oleh studi dari basalt mengayun-ayun di Makkah?


Makkah Pusat Bumi


Prof. Hussain Kamel menemukan suatu fakta mengejutkan bahwa Makkah adalah pusat bumi. Pada mulanya ia meneliti suatu cara untuk menentukan arah kiblat di kota-kota besar di dunia.


Untuk tujuan ini, ia menarik garis-garis pada peta, dan sesudah itu ia mengamati dengan seksama posisi ketujuh benua terhadap Makkah dan jarak masing-masing. Ia memulai untuk menggambar garis-garis sejajar hanya untuk memudahkan proyeksi garis bujur dan garis lintang.



Setelah dua tahun dari pekerjaan yang sulit dan berat itu, ia terbantu oleh program-program komputer untuk menentukan jarak-jarak yang benar dan variasi-variasi yang berbeda, serta banyak hal lainnya. Ia kagum dengan apa yang ditemukan, bahwa Makkah merupakan pusat bumi.

Ia menyadari kemungkinan menggambar suatu lingkaran dengan Makkah sebagai titik pusatnya, dan garis luar lingkaran itu adalah benua-benuanya.

Dan pada waktu yang sama, ia bergerak bersamaan dengan keliling luar benua-benua tersebut. (Majalah al-Arabiyyah, edisi 237, Agustus 1978).


Gambar-gambar Satelit, yang muncul kemudian pada tahun 90-an, menekankan hasil yang sama ketika studi-studi lebih lanjut mengarah kepada topografi lapisan-lapisan bumi dan geografi waktu daratan itu diciptakan.



Telah menjadi teori yang mapan secara ilmiah bahwa lempengan-lempengan bumi terbentuk selama usia geologi yang panjang, bergerak secara teratur di sekitar lempengan Arab. Lempengan-lempengan ini terus menerus memusat ke arah itu seolah-olah menunjuk ke Makkah.

Studi ilmiah ini dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda, bukan dimaksud untuk membuktikan bahwa Makkah adalah pusat dari bumi. Bagaimanapun, studi ini diterbitkan di dalam banyak majalah sain di Barat.



Allah berfirman di dalam al-Qur’an al-Karim sebagai berikut:

‘Demikianlah Kami wahyukan kepadamu Al Qur'an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk Makkah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya. .’ (asy-Syura: 7)


Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota-kota lain, dan kota-kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota-kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.


Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.



Makkah atau Greenwich

Berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa Makkah berada tengah-tengah bumi sebagaimana yang dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan satelit, maka benar-benar diyakini bahwa Kota Suci Makkah, bukan Greenwich, yang seharusnya dijadikan rujukan waktu dunia.


Hal ini akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu. Ada banyak argumentasi ilmiah untuk membuktikan bahwa Makkah merupakan wilayah nol bujur sangkar yang melalui kota suci tersebut, dan ia tidak melewati Greenwich di Inggris.


GMT dipaksakan pada dunia ketika mayoritas negeri di dunia berada di bawah jajahan Inggris. Jika waktu Makkah yang diterapkan, maka mudah bagi setiap orang untuk mengetahui waktu shalat.


Makkah adalah Pusat dari lapisan-lapisan langit


Ada beberapa ayat dan hadits nabawi yang menyiratkan fakta ini. Allah berfirman, ‘Hai golongan jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.’ (ar-Rahman:33)



Kata aqthar adalah bentuk jamak dari kata ‘qutr’ yang berarti diameter, dan ia mengacu pada langit dan bumi yang mempunyai banyak diameter.

Dari ayat ini dan dari beberapa hadits dapat dipahami bahwa diameter lapisan-lapisan langit itu di atas diameter bumi (tujuh lempengan bumi). Jika Makkah berada di tengah-tengah bumi, maka itu berarti bahwa Makkah juga berada di tengah-tengah lapisan-lapisan langit.


Selain itu ada hadits yang mengatakan bahwa Masjidil Haram di Makkah, tempat Ka‘bah berada itu ada di tengah-tengah tujuh lapisan langit dan tujuh bumi (maksudnya tujuh lapisan pembentuk bumi).


Nabi bersabda, ‘Wahai orang-orang Makkah, wahai orang-orang Quraisy, sesungguhnya kalian berada di bawah pertengahan langit.’


Thawaf di Sekitar Makkah


Dalam Islam, ketika seseorang thawaf di sekitar Ka’bah, maka ia memulai dari Hajar Aswad, dan gerakannya harus berlawanan dengan arah jarum jam. Hal itu adalah penting mengingat segala sesuatu di alam semesta dari atom hingga galaksi itu bergerak berlawanan dengan arah jarum jam.


Elektron-elektron di dalam atom mengelilingi nukleus secara berlawanan dengan jarum jam. Di dalam tubuh, sitoplasma mengelilingi nukleus suatu sel berlawanan dengan arah jarum jam. Molekul-molekul protein-protein terbentuk dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam. Darah memulai gerakannya dari kiri ke kanan berlawanan dengan arah jarum jam.


Di dalam kandungan para ibu, telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Sperma ketika mencapai indung telur mengelilingi diri sendiri berlawanan dengan arah jarum jam. Peredaran darah manusia mulai gerakan berlawanan dengan arah jarum jamnya. Perputaran bumi pada porosnya dan di sekeliling matahari secara berlawanan dengan arah jarum jam.


Perputaran matahari pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam. Matahari dengan semua sistimnya mengelilingi suatu titik tertentu di dalam galaksi berlawanan dengan arah jarum jam. Galaksi juga berputar pada porosnya berlawanan dengan arah jarum jam.


Quote: "Seandainya manusia insaf, menganggurlah para hakim."

Kamis, 16 April 2009

SEMINAR: Jago Matematika itu … Pandai Berhitung atau Cerdas Menyelesaikan Masalah?

SEMINAR: Jago Matematika itu … Pandai Berhitung atau Cerdas Menyelesaikan Masalah?

Jago Matematika itu … Pandai Berhitung atau Cerdas Menyelesaikan Masalah? Workshop untuk Guru, Orang Tua dan Umum. Pembicara: Fatimah Mulyana (Konsultan, Penulis, Praktisi Pendidikan Matematika) Yussy Kusumawardani ST ((Konsultan, Penulis, Praktisi Pendidikan Anak) Keynote Speaker: Hj. Netty Prasetiawati (Ketua Tim Penggerak PKK Jabar) Hari dan Tanggal: Minggu 26 April 2009 Waktu: 08.00 - 17.00 Tempat: GSG Salman ITB, Jl, Ganesha 7 Bandung. Biaya Pendaftaran Rp.100.000,- Peserta mendapatkan hand out, sertifikat, snack dan lunch. Informasi dan Pendaftaran Hubungi: Sekretariat Fun Math : 022 70731759

Minggu, 12 April 2009

Salut ! Menghadapi Ujian UN & Masuk PTN Cara Zenius !

Setelah melihat demo-demo dari Zenius Multimedia, ternyata ide kemungkinan Bimbingan Tes Online sudah didahului oleh Zenius Multimedia.


Satu lagi, buat guru-guru yang mau ambil "sedikit pusing" meningkatkan kreativitas, sudah bisa mengepulkan dapur tanpa harus memikirkan Upah Minimum, Gaji Minimum Guru atau bentuk lainnya yang kurang efektif. Siswa maupun guru bisa mencontoh dan mengembangkan metode ini.



Kata orang Bijak, Kalo mau Maju & Sukses, Berubahlah! Kenapa tidak?


Salut buat Zenius !


Versi lengkap metode zenius ini telah disediakan dalam bentuk CD Tutorial yang murah meriah harganya.


Untuk pemesanan, bisa langsung pesan dari Web, jangan lupa masukkan Code Kuponnya ...



Code Kuponnya = 372694



  • Atau silakan download brosur 1 (Dijamin Lulus UN)

  • Silakan download brosur 2 (Dijamin Lulus ITB/UI/UGM/PTN)

  • Silakan download brosur 3 (Lulus Ujian Sekolah tanpa REMEDI)


Bagi yang ingin melihat demonya (cukup banyak) >>> silakan klik di sini

Semoga sukses !

Jumat, 10 April 2009

Beasiswa ITB Untuk Semua, Masih Ada Waktu

BANDUNG, itb.ac.id - Program "ITB Untuk Semua" adalah suatu skema penerimaan mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung yang secara khusus menyediakan bangku kuliah bagi para lulusan sekolah menengah umum dari keluarga yang tidak mampu secara ekonomi dengan penghasilan kedua orang tua di bawah atau sama dengan Upah Minimum Regional setempat. Uang pendidikan, ongkos tempat tinggal, dan biaya hidup selama menempuh kuliah di Bandung akan didanai beasiswa "ITB Untuk Semua" . Untuk beasiswa ini, alokasi dana yang disediakan ialah 100 juta per anak untuk lima tahun. Dana akan diperoleh dari alumni ITB, baik perseorangan atau berkelompok. Alumni yang sudah bersedia menjadi orang tua asuh diantaranya Ir. Benny Subianto, Ir. Martiono Hadianto, Ir. Betty Alisjahbana, Ir. Karen Agustiawan. Sekitar 100 bangku kuliah disediakan secara khusus bagi para lulusan SMA angkatan 2009.


Para calon penerima beasiswa akan mengikuti Penelusuran Minat, Bakat, dan Potensi ITB (PMBP) jalur beasiswa penuh. Sebelum kuliah, para calon yang diterima akan mengikuti masa persiapan untuk membantu penyesuaian diri dengan suasana kuliah serta kehidupan di Bandung. Selama kuliah, para mahasiswa program "ITB Untuk Semua" akan mendapat arahan dari pembimbing khusus untuk membantu menyelesaikan kendala studi dan persoalan personal yang mungkin muncul selama menempuh kuliah di ITB. Para mahasiswa juga akan diberi kesempatan mengikuti ceramah-ceramah inspirasional, studi banding ke lokasi-lokasi penerapan teknologi tepat guna, dan sebagainya. Para lulusan program "ITB Untuk Semua" diharapkan kelak akan menjadi agen perubahan di daerah asal mereka.



Persyaratan
Para calon penerima beasiswa "ITB Untuk Semua" harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


  • Calon lulusan sekolah menengah atas pada tahun ajaran 2009 (bidang studi IPA untuk fakultas Sains dan Teknik).

  • Berasal dari keluarga yang tak mampu secara ekonomi (penghasilan kedua orangtua di bawah Upah Minimum Regional setempat)

  • Memiliki prestasi akademik yang sangat baik.

  • Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah (lebih diutamakan yang memiliki bakat memimpin)

  • Mendapat rekomendasi dari kepala sekolah

  • Bersedia mengikuti ujian penerimaan yang dilakukan ITB


Bidang Studi yang Dapat Dipilih



Fakultas/Sekolah yang dipilih oleh calon penerima beasiswa adalah sbb:

  • Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD),

  • Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL),

  • Fakultas Teknologi Industri (FTI),

  • Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA),

  • Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD),

  • Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM),

  • Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI),

  • Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

  • Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB),

  • Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH),

  • Sekolah Farmasi (SF),

  • Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM).


Cara Mendaftar
Kirimkan berkas formulir pendaftaran (pada halaman terakhir leaflet ini, boleh di-fotocopy) dengan dilengkapi dokumen sbb:


  • Fotocopy halaman depan rapor SMA dan halaman-halaman nilai (dari semester I hingga V) yang telah dilegalisir pihak sekolah

  • Surat keterangan berasal dari keluarga yang secara ekonomi tak mampu dengan ditandatangani Ketua RT/RW (Yang dimaksud keluarga yang secara ekonomi tak mampu adalah penghasilan kedua orangtua per bulannya di bawah atau sama dengan Upah Minimum Regional setempat. Kami akan> melakukan survey lapangan secara random untuk mengetahui kondisi keluarga calon mahasiswa)

  • Surat dukungan/referensi dari kepala sekolah

  • Tulisan 1 halaman kertas A4 (boleh diketik atau tulis tangan) yang menjelaskan mengapa pendaftar ingin mengikuti program "ITB Untuk Semua"

  • Tulisan 1 halaman kertas A4 (boleh diketik atau tulis tangan) yang menggambarkan kondisi keluarga pendaftar [Misalnya, menceritakan pekerjaan orang tua, kegiatan pendaftar di luar sekolah, kondisi masing-masing anggota keluarga, dsb]


Berkas pendaftaran lengkap dimasukkan amplop coklat berukuran besar dan dikirim ke:
Panitia Penerimaan Beasiswa "ITB Untuk Semua"
Direktorat Pendidikan ITB
u.p. Kasubdit Penjaringan Mahasiswa/Ketua Lembaga TPB
Gd. CCAR ITB Lt.4
Jl. Tamansari 64 Bandung


Berkas paling lambat dikirimkan pada 20 April 2009 (cap pos)

Ujian Penerimaan
Panitia seleksi tahap awal program "ITB Untuk Semua" akan melakukan penilaian berdasarkan berkas yang masuk. Penilaian meliputi:


  • Kemampuan akademik

  • Motivasi (dilihat dari tulisan mengapa pendaftar ingin mengikuti program "ITB Untuk Semua")

  • Kondisi keluarga (dilihat dari tulisan kondisi keluarga pendaftar)

  • Pengujian kebenaran data yang diberikan kepada pihak sekolah


Dari hasil penilaian tersebut, panitia tahap awal akan memanggil (melalui surat) calon-calon potensial untuk mengikuti Ujian Saringan Masuk (USM) jalur PMBP terpusat dan wawancara di kampus ITB di Bandung. Seluruh biaya transportasi dan akomodasi selama ujian akan disediakan oleh ITB. Ujian ini akan berlangsung pada 29 Mei- 31 Mei 2009.



Panitia akan mengumumkan penerima beasiswa (hanya calon potensial, yang diterima yang akan dikirimi surat) pada pertengahan bulan Juni 2009. Penerima beasiswa akan berkumpul kembali di Bandung pada akhir bulan Juni 2009 untuk mengikuti program penyesuaian diri.

Pada bulan Agustus 2009, penerima beasiswa "ITB Untuk Semua" mulai mengikuti perkuliahan di ITB.

Download Formulir pendaftaran



Persyaratan Untuk Mengajukan Lamaran, berupa :

  • Fotocopy halaman depan rapor SMA dan halaman-halaman nilai (dari semester I s.d. semester V) yang telah dilegalisasi sekolah

  • Surat keterangan berasal dari keluarga yang secara ekonomi tak mampu dengan ditandatangani Ketua RT/RW, berupa :

    • Surat Keterangan Penghasilan atas nama kedua Orang Tua calon peserta PMBP-ITB

    • Keterangan Tidak Mampu dari RT/RW atas nama kedua Orang Tua calon peserta PMBP-ITB



  • Surat dukungan/referensi dari kepala sekolah

  • Tulisan 1 halaman kertas HVS (boleh diketik atau tulis tangan) yang menjelaskan mengapa pendaftar ingin mengikuti program "ITB Untuk Semua

  • Tulisan 1 halaman kertas HVS (boleh diketik atau tulis tangan) yang menggambarkan kondisi keluarga pendaftar [misalnya menceritakan pekerjaan orang tua, kegiatan pendaftar di luar bersekolah, kondisi masing-masing anggota keluarga, dsb]


Sumber: http://www.itb.ac.id

GEGARA MEMANJAT GELANG

Gegara Kata Memanjat & Gelang-Gelang   (Hubungan Antara Kata-Kata dalam Bahasa Arab dan Indonesia: Sebuah Pendekatan Interdisipliner). L...